Review Kinerja TLKM 2021-Q3



PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (IDX TLKM) telah mengeluarkan laporan keuangan 2021 kuartal ketiga. Pada saat artikel ini dibuat, Penulis menggunakan harga saham 4.110 per lembar saham.
Segmentasi produk dari TLKM terdapat 4 jenis pendapatan :

    1. Mobile

Layanan telepon, layanan interkoneksi, layanan internet dan data, dan layanan Short Messaging Services (“SMS”) termasuk dalam jenis pendapatan mobile yang ditawarkan secara pascabayar atau prabayar. Paket perdana (biasa dikenal sebagai kartu SIM dan voucer pengisian awal) dan voucer pengisian pulsa merupakan pendapatan jenis mobile.

    2. Consumer

Telepon tidak bergerak dan layanan Indihome merupakan layanan yang termasuk dalam jenis pendapatan Consumer.

    3. Enterprise

Merupakan kontrak dengan pelanggan perusahaan dengan spesifikasi sesuai pesanan pelanggan seperti penjualan peripheral, manage service, call center, e-health, e-payment, dan lain-lain.

    4. Wholesale and International Business Services (WIB)

Pendapatan dari WIB terutama terdiri dari jasa interkoneksi untuk interkoneksi panggilan operator telekomunikasi lainya ke pelanggan group (panggilan masuk) dan panggilan antara pelanggan operator telekomunikasi lainya melalui jaringan group dan jasa jaringan dengan operator telekomunikasi lainya.

Manajemen

Berdasarkan Laporan Bulanan Kepemilikan Saham Emiten atau Perusahaan Publik yang dikeluarkan oleh PT Datindo Entrycom untuk periode Desember 2020 bahwa Jumlah Pemegang Saham dibawah 5% terdapat 152.875 investor individu maupun institusi.
Sedangkan pada bagian Laporan Kepemilikan Saham – Direksi & Komisaris terdapat 6 orang, yaitu :
  1. Ririek Adriansyah menjabat sebagai Direktur Utama dengan kepemilikan 1.156.955 lembar saham
  2. Budi Setyawan Wijaya menjabat sebagai Direktur Startegic Portofolio dengan kepemilikan 275.000 lembar saham
  3. Edi Witjara menjabat sebagai Direktur Enterprise & Business Services dengan kepemilikan 32.500 lembar saham
  4. Heri Supriadi menjabat sebagai Direktur Keuangan Dan Manajemen Risiko dengan kepemilikan 40.000 lembar saham
  5. Herlan Wijanarko menjabat sebagai Direktur Network & IT Solution dengan kepemilikan 42.500 lembar saham
  6. Afriwandi menjabat sebagai Direktur Human Capital Management dengan kepemilikan 42.500 lembar saham
Hasil laporan kepemilikan saham tersebut dapat saya lihat bahwa manajemen TLKM memiliki saham perseroan yakin akan TLKM sebagai tempat investasi yang bagus.

Kinerja Perseroan

Data Diolah (Sumber : Laporan Keuangan 2021-Q3)

Pendapatan perseroan pada 2021-Q3 sebesar 106 triliun rupiah. Hal tersebut mengalami kenaikan sebesar 6,1% disbanding 2020-Q3 yang hanya sebesar 99,9 triliun rupiah. 

Segmentasi pendapatan paling besar yaitu Mobile yang menyumbang 59% terhadap pendapatan. Segmen consumer menyumbang 17% terhadap pendapatan. Selanjutnya segmen Enterprise 13% dan WIB sebesar 10%. Sedangkan pendapatan “Lain-Lain” hanya 1%.
Segmentasi Pendapatan (Sumber : Laporan Keuangan 2021-Q3)

Secara bisnis, TLKM sangat baik. Hal ini tercermin dari OPM dan NPM perseroan. Untuk Laba Usaha perseroan mampu membukukan 36,e triliun. Hal tersebut senilai 34% dari pendapatan. Sedangkan untuk Laba Tahun Berjalan senilai 25,6 triliun, hal tersebut setara 24% dari pendapatan.

Laba bersih per lembar saham TLKM sebesar 259 rupiah.

Return on Equity dari perseroan sebesar 21,6%. Hal tersebut menunjukan bahwa managemen sangat kompeten dalam mengelola sumber daya perseroan. 

Arus Kas

Arus kas bersih yang dihasilkan dari kegiatan operasi mampu tercatat 50,9 triliun, hal tersebit mengalami kenaikan dari periode sebelumnya sebesar 47,4 triliun. Secara arus kas operasi, hal tersebut bertanda baik, bahwa perusahaan mampu mengelola arus kas dengan maksimal

Arus kas bersih yang digunakan untuk kegiatan investasi sebesar – 26,7 triliun. Porsi terbesar pada Pembelian Aset Tetap senilai 20,1 triliun.

Arus kas bersih yang digunakan untuk kegiatan pendanaan sebesar -27,3 triliun. Hal ini tentunya merupakan posisi yang baik karena TLKM lebih banyak membayar utang maupun pembayaran dividen.

Neraca Keuangan

Total Aset yang dimiliki perseroan sebesar 246,5 triliun mengalami penurunan sebesar 443 miliar (-0,18%). Pada akun Jumlah Aset Lancar mengalami penurunan yang awalnya 46,5 triliun menjadi 40,8 triliun. Sedangkan untuk Jumlah Aset Tidak Lancar mengalami kenaikan dari 200,4 triliun menjadi 205,6 triliun. Hal tersebut cukup baik karena Jumlah Aset Tidak tetap mengalami kenaikan.

Jumlah Liabilitas Jangka Pendek perseroan sebesar 68,3 triliun sedangkan liabilitas jangka Panjang sebesar 59,3 triliun. Sehingga Jumlah Liabilitas sebesar 127,6 triliun.

Perlu menjadi catatan bahwa Jumlah Liabilitas terhadap Ekuitas = 107,4%

Sedangkan untuk Cash Ratio perseroan = 26%

Quick Rasio = 59%

Current Rasio = 60%

Hal tesebut merupakan dampak dari berkurangnya Jumlah Aset Lancar, yang lebih menambahkan Jumlah Aset Tidak Lancar.

Ekuitas perseroan mengalami penurunan yang awalnya 120,8 triliun menjadi 118,8 triliun.

Rasio Keuangan

EPS    = 259,06
PER    = 16x
PBV    = 3,43x
ROE    = 21,6%
DY       = 4%
DER    = 107,4%

Apakah saya tertarik investasi di TLKM ?

TLKM sudah ada di portofolio penulis sebesar 34%. Kondisi emiten TLKM di portofolio saya Floating Profit 21%, hal tersebut karena saya membeli TLKM dalam kondisi market Covid-19.

Untuk kedepanya, saya tidak akan menambah porsi TLKM karena harga yang sudah lumayan mahal. Kalaupun untuk penambahan porsi, dana yang saya gunakan dari dividen TLKM tersebut.

Komentar